Belajar Menjadi Peneliti
Semuanya berawal di meja makan saat sarapan pagi, saat Yudhis dan
Tata ingin melakukan percobaan sains. Kami pun melakukan perbincangan
tentang belajar sains dan bagaimana menjadi peneliti.
Di dalam pemahamanku, pintu belajar sains yang besar adalah kebiasaan
untuk melakukan observasi, pengamatan. Jika kita ingin mendidik
anak-anak kita menjadi saintis atau peneliti (apapun), prosesnya bukan
dengan cara membuat mereka hafal berbagai teori dan informasi tentang
sains, tetapi memelihara rasa keingintahuan mereka (curiosity) dan
mendorong mereka untuk perhatian pada sekitarnya. Prosesnya diantaranya
dengan membiasakan mereka melakukan pengamatan terhadap sekitar.
Dari pengamatan, anak-anak belajar
mengambil kesimpulan. Mereka belajar berfikir dan menggunakan logika
mereka. Dalam proses ini, semua teori dan pengetahuan yang pernah mereka
baca dari buku akan menjadi alat untuk memperluas wawasan dan cara
berfikir mereka.
**
Seberapa perhatian kita pada sekitar kita? Itulah tema kegiatan kami hari ini.
“Berapa jumlah pintu yang ada di rumah kita?” aku bertanya kepada Yudhis.
‘Wah.. berapa ya?!” Tiba-tiba Yudhis baru tersadar bahwa dia tak terlalu memperhatikan hal itu.
Dari percakapan itu, kami memulai kegiatan. Yudhis mengambil kertas,
kemudian kami meminta dia untuk melakukan pengamatan terhadap
benda-benda di sekitarnya. Kami minta dia untuk menghitung beberapa
benda yang ada di rumah: jumlah pintu, kasur, dan lampu.
Dalam proses ini, kami mengajarkan Yudhis untuk tidak hanya berfikir
dan duduk di tempat. Kami meminta dia untuk berjalan dan mengelilingi
rumah untuk memastikan bahwa pengamatan yang dilakukannya benar dan
aktual. Itulah inti pekerjaan yang dilakukan oleh para peneliti yang
ingin kami share kepada Yudhis melalui kegiatan ini.
Kami kemudian meminta dia untuk mencatat dan membuat data hasil
pengamatannya. Yudhis belajar membuat tally. Dari proses ini, dia
belajar tentang statistik. Dan kemudian kami bersama-sama menguji hasil
pengamatannya dan berdiskusi.
Karena kakaknya berkegiatan menjelajahi rumah, Tata pun tak mau
ketinggalan. Dia mau ikut belajar juga. Kami beri petunjuk kepadanya dan
meminta dia untuk melakukan hal yang serupa: menghitung AC, meja,
sepatu, dan gelas di rumah. Pada waktu menghitung gelas, kami minta dia
untuk memilah antara gelas, mug, cangkir.
**
Kegiatan ini sederhana. Siapapun dapat melakukannya di rumah.
Dari pengalaman yang kami jalani, kegiatan ini sangat menyenangkan.
Anak-anak senang berlarian di dalam rumah sambil tertawa-tawa. Pada saat
bersamaan, kami yakin bahwa kegiatan semacam ini penting untuk
membangun sikap mereka sebagai saintis/peneliti.
Ini adalah bagian dari proses membangun kultur dan kebiasaan baik di dalam keluarga.
sumber : http://rumahinspirasi.com
|